Grand Sheikh Ahmed El Tayeb, selaku Imam Besar otoritas Islam tertinggi Mesir, Al-Azhar mengatakan bahwa para ekstremis tidak mewakili baik Islam maupun Kristen, dan bahwa hubungan persaudaraan, moderasi dan rasa hormat satu sama lain, adalah satu-satunya hal yang memperkuat ikatan dan menyelamatkan umat manusia. Pernyataan disampaikan selama pertemuan dengan Patriark Katolik Chaldean dan kepala Gereja Katolik Chaldean Louis Raphaël I Sako, dengan mengatakan bahwa Al Azhar ingin melanjutkan dialog Islam-Kristen dan membahas ide-ide yang mengganggu masyarakat, terutama yang berkaitan dengan hubungan antara Muslim, Kristen.(16/4)
Imam Besar menambahkan bahwa Al Azhar menolak istilah “minoritas” dan lebih suka menggantinya dengan “kewarganegaraan” yang menyiratkan status kebebasan dengan tanggung jawab yang menyertai dan kesetaraan dalam hak, tugas dan tanggung jawab sosial. Pada gilirannya, Sako memuji langkah Tayyeb untuk menyebarkan budaya damai dan hidup berdampingan.