Seri tulisan : As’ad Ali
Seperti halnya Mujahidin Afganistan, Taliban adalah kaum nasionalis dan pejuang yang heroik. Mujahidin dg bantuan AS/ Negara – negara anti komunis berhasil mengusir Soviet setelah berperang selama 10 tahun dan kemudian mendirikan Republik Islam Afganistan ( RIA ) 1991- 1996. Sayang, selama RIA yang memerintah secara demokratis terjadi rebutan kekuasaan antara 7 fraksi Mujahidin, korupsi, kekacauan shg para warlord berkuasa sewenang wenang.
Ditengah suasana kacau itulah muncul TALIBAN pada 1994 yg didirikan oleh Mullah Umar, ulama lokal di Kandahar. Ceritanya bermula ketika Mullah Umar mendapat laporan dari seorang anggauta jamaah pengajiannya ttg anak perempuannya yg diculik dan diperkosa oleh penguasa. Kejadian seperti itu lumrah akibat terjadinya salah urus sehingga yg berkuasa adalah para warlord. Mullah Umar dg 9 muridnya membebaskan korban tsb. Namanya populer dan kemudian didaulat memimpin organisasi baru utk menggantikan Mujahidin yg diberi nama Taliban.
Taliban terdiri dari generasi kedua Mujahidin, umumnya terdiri anak anak pejuang Mujahidin yg mengungsi dan sekolah di madrasah disepanjang perbatasan Pakistan – Afganistan. Dalam situasi perang ,mereka sejak muda dijejali dengan ideologi jihad ( perang ). Hanya dalam masa 2 tahun , Taliban menjadi besar dan berhasil merebut pemerintah demokratis yg korup.
Sisa sisa kekuatan Mujahidin bertahan di propinsi yg berbatasan
Uzbekistan, Turkmenistan dan Tajikistan dan disebut Koalisi Utara. Selama berkuasa Taliban mampu menegakkan stabilitas keamanan dan bersih dari korupsi , tetapi memerintah dengan menerapkan hukum Islam secara ketat termasuk perlakuan thd wanita. Taliban mengganti nama negara menjadi Imarat Islam Afganistan ( IIA )
Seperti halnya pemerintah Mujahidin ( era Pres Burhanuddin Rabbani ) yg menampung Osama bin Ladin sejak maret 1996, Mullah Omar meneruskan kebijakan tsb. Keduanya tidak sadar bhw OBL secara diam diam sedang menyusun gerakan teror internasional melawan AS/ Barat ( Al Qaeda ). Dari Afganistan itulah Al Qaeda meledakkan kedubes AS di Kenya, Tanzania dan sejumlah sinagoge di Turki dan sasaran lainnya tanpa terditeksi.
Setelah ledakan menara kembar WTC pd 2001 baru diketahui bahwa pelakunya adalah Al Qaeda dan AS meminta pemerintah Taliban menyerahkan OBL. Tetapi Mullah Umar berkilah bhw OBL adalah tamu dan sekaligus teman perjuangan melawan Komunis dan hanya bersedia menyerahkannya kalau terbukti bersalah oleh pengadilan. Kedua pihak sepakat untuk mengadili OBL di Pakistan , sayang Pakistan menolak krn mengandung resiko politik dan keamanan yg besar.
Akibatnya pasukan multinasional dibawah pimpinan AS menyerbu Afganistan dan melibatkan Koalisi Utara. Terjadi pertempuran hebat dan Taliban kehilangan kekuasaan dan RIA berkuasa kembali dari 2001 sampai 2021. Taliban menjalankan taktik perang gerilya dan akhirnya berkuasa kembali pada 28 Agustus 2021 setelah melalui proses perundingan di Doha dengan AS dan diakhiri penyerbuan ke Afganistan tanpa perlawanan berarti dari RIA.( Bersambung).